Ramalan perang di Ukraina

Ramalan perang di Ukraina

mbah subowo

Kapan perang berakhir? Itulah pertanyaan dari seluruh dunia mengenai peperangan di Ukraina yang hampir menginjak tujuh bulan. Tadinya Rusia berharap perang terjadi hanya dalam hitungan hari. Nyatanya telah berlangsung berbulan-bulan. Terlepas dari siapa yang diuntungkan dengan adanya peperangan ini, Rusia tampaknya berhasil menyesuaikan diri dengan kondisi peperangan panjang. Demikian pula dengan Ukraina yang dari sejak awal perang meminta dukungan alutsista dari AS/Nato. 

     Dengan adanya perang ini Eropa menderita berbagai krisis berkepanjangan yang diawali dengan energi pasokan Rusia yang terhenti.  Demikian pula di luar Uni Eropa, terjadi krisis pangan dan komponen pertanian yang dipasok oleh Rusia dan Ukraina.

     Perang hanya akan berakhir tatkala Rusia sudah kelelahan dalam perang panjang. Atau Ukraina kehilangan daya gempur untuk merebut kembali wilayahnya dari tangan penyerbu. 

     Kedua pimpinan perang tidak ada niatan untuk mengendurkan tensi perang. Berarti perang akan berakhir jika kedua belah pihak sudah sama-sama kehilangan daya, atau kehabisan tenaga.

     Elon Musk mengatakan populasi Rusia lebih besar dari Ukraina. Paus di Vatikan pun menyeru agar perang segera dihentikan dengan kearifan keputusan dari para pemimpin kedua pihak.  

    Faktanya peperangan berlanjut karena Zelensky terus mengandalkan senjata Barat dan pelatihan serdadu untuk menggunakan senjata Barat. Sebagai catatan: Barat mensyaratkan penggunaan senjata bantuannya hanya boleh digunakan di medan perang Ukraina saja.

     Manakah yang akan memenangkan pertempuran: populasi Rusia yang lebih besar dengan perlengkapan perang yang baik, atau serdadu yang dilatih menggunakan senjata Barat yang dianggap lebih unggul. Bukankah itu yang kini tengah terjadi, dan akan terjadi untuk seterusnya?

     Media Barat selalu meremehkan populasi Rusia, seolah mereka tidak mau Rusia berhasil memenangkan perang yang satu ini. Begitu pun Ukraina sejak empat wilayahnya direbut resmi kini seolah tengah berada di atas angin. Akan tetapi itu semua masih bersifat sementara.

    Rusia cq Soviet Uni tampil sebagai salah satu pemenang perang dunia kedua setelah mengorbankan jutaan warganya. Kali ini itulah yang akan terjadi kembali, bahwa Rusia bisa unggul setelah mengorbankan ratusan ribu pasukannya.

    Sedangkan Ukraina dengan pasokan senjata canggih Barat hanya meledakkan peralatan itu di medan perang Ukraina, tanpa menyentuh seinci pun wilayah Rusia. Bukankah itu hanya menghancurkan wilayah sendiri dan pasukan musuh dalam wilayah sama yang menjadi sasaran tembak. Hanya untuk mengusir pihak penyerbu saja, itu syarat dan ketentuan berlaku mengenai penggunaan senjata.

    Barat sedang mempertaruhkan reputasinya tanpa kehilangan satu nyawa pun.

    Sekian untuk sekali ini.

*****


Subowo bin Sukaris
Hasta Mitra Updated at: 3:39 PM