Kekuatan mistis Pramoedya Ananta Toer

Kekuatan Mistis 
Pramoedya Ananta Toer


Tiga serangkai pendiri Hasta Mitra telah meninggalkan kita semua. Hasjim wafat pada 1999, Pramoedya pada 2006, dan Joesoef pada 2009. Tatkala Hasjim Rachman wafat akibat digerogoti kanker prostat, dua sahabatnya Joesoef dan Pram sedang melanglang buana ke negeri Paman Sam, dilanjutkan ke benua Eropa. 
      Pada 1999 hampir selama 3 bulan itulah pertama kalinya Toer melakukan tour. mereka sebagai mantan narapidana politik Orde Baru tidak pernah diijinkan oleh pemerintah Republik Indonesia Orde Baru untuk melakukan perjalanan ke luar negeri alias dicegah tangkal atau cekal. Itulah kebijakan fasis dan otoriter Orde Baru terhadap para lawan politiknya.
      “Bung Joesoef, bagaimana pesan saya kepada Hasjim supaya menerbitkan kembali buku saya, apa bung sudah sampaikan?” tanya Toer sewaktu berada di perbatasan Amerika dan Canada. Kala itu acara masih padat di negeri Paman Sam. Hal tersebut sangat aneh karena Toer terus mengulangi lagi pertanyaannya di pagi, siang dan malam.
      “Sudah, Bung, saya sudah menelepon Hasjim!” jawab Joesoef kalem menjawab tiap kali Toer menanyakan hal sama. Sebenarnya di belakang hari menurut pengakuan Joesoef kepada penulis, dia belum menyampaikan pesan Toer tersebut, dengan alasan tertentu yang tidak disebutkan akan tetapi alasan tidak menyampaikan pesan itu kepada Hasjim telah dipertimbangkannya dengan matang. Joesoef tahu bahwa Hasjim sudah patah arang untuk menerbitkan buku Pram.
      Di lain hari ada sebuah cerita yakni tatkala Toer dan Joesoef sebelum diundang ke negeri Paman Sam tak lama berselang Orde Baru lengser, keduanya bertemu dalam suatu acara pemberian penghargaan PRD kepada Toer. 
      “Bung Joesoef, saya lihat Hasjim kurus sekali,” bisik Pram ke telinga Joesoef yang juga melihat Hasjim yang hadir di tengah kerumunan para mahasiswa sempat memberi selamat kepada Toer. 
    Joesoef hanya menyahut singkat terhadap komentar Toer itu seperti biasa saja, "Masa, bung?" sambil diam-diam merekam ucapan Toer tersebut baik-baik dalam kepalanya.
      Di lain hari Joesoef yang sudah menginjak masa tuanya tatkala merenungkan kedua sahabatnya yang telah pergi itu baru menyadari bahwa peristiwa yang terjadi di negeri Paman Sam pada 1999 tersebut tepat persis waktunya bersamaan Hasjim meninggal dunia pada 1999 di Jakarta. 
      Dalam kesimpulan Joesoef dalam diri Pramoedya Ananta Toer memang terdapat semacam indera keenam atau kekuatan supranatural. 
      Dalam kenyataannya Toer yang tidak pernah mau sekali pun memasukkan unsur irrasional dan klenik dalam seluruh karya tulisnya, bahkan gigih anti-Javanisme itu dalam pandangan Joesoef yang telah membacai semua naskah Pram baginya terbukti dan tidak merasa ragu lagi memang Pram memiliki semacam kekuatan mistis.
     Walau demikian Pramoedya selalu mengaku dan membuktikan diri sebagai seorang humanis universal.
      Tatkala pendiri Hasta Mitra kini tinggal dua orang pada 2006, Joesoef berkunjung ke Republik Rakyat Tiongkok. Saat berada di sebuah kota di sana, Joesoef dikabari melalui pesan singkat bahwa Toer wafat. 
      Alhasil sama seperti wafatnya Hasjim tiga serangkai tidak pernah sempat mengantarkan sahabatnya ke peristirahatan terakhir. Kala Pram wafat Joesoef hanya bisa mengutus seseorang untuk mewakilinya melayat ke rumah Pram
      Pendiri Hasta Mitra kini benar-benar tinggal satu orang yang terakhir, Joesoef. Hingga pada akhirnya dia juga menyusul kedua sahabat itu pada 15 Agustus 2009, pada usia 81 tahun Joesoef Isak wafat. 
     Maka lengkap dan berkumpullah tiga serangkai itu di dunia sana. Untuk selamanya dan sepanjang masa karya mereka bertiga akan tetap abadi di bumi manusia ini.

Subowo bin Sukaris
Hasta Mitra Updated at: 11:12 PM