Ilmul Kalaam Hamid Azhari


Hamid Azhari

Teologi Islam - Ilmul Kalaam

mbah sghriwo

Karya salah seorang lulusan Universitas Al-Azhar Cairo mencoba menambah pencerahan bagi pemeluk Islam maupun pemerhati Islam yang mulia lainnya.
    Apa itu Al-Khawaarij apa itu Shiah, dan sebagainya atau apapun dasar-dasar pemikiran kaum ulama besar yang mempengaruhi umat Islam di pojok-pojok dunia belahan bumi lainnya, jauh dari tempat hidup sang ulama itu sendiri. Berlangsung berabad dengan demikian tambah pesatnya perkembangan Islam dengan pemikir-pemikir besar sepanjang sejarah sejak jaman Rasulullah, sejak jaman keemasan Islam di abad ke tujuh itu kini tiba-tiba menjadi lain dan tak terbayangkan dari masa silam.
    Adidaya Amerika Serikat telah mengarahkan sasaran tembak pada umat Islam dengan selubung melawan terorisme. Sasaran tembak lainnya yang "berhasil dijatuhkan ialah komunisme dan fasisme". Betapa lebih rumitnya sekte-sekte atau aliran-aliran atau mazhab-mazhab dari agama yang satu ini. Dan pada intinya semua mengibarkan bendera, "menjalankan syareat Islam berdasarkan kitab suci Al-Qur'anul Karim dan Hadist Nabi Muhammad s.a.w." tanpa embel-embel apapun.
    Pertentangan antara berbagai mazhab atau aliran yang masing-masing disebarkan atau diajarkan sang ulama besar untuk ukuran dunia itu telah menjadi friksi dan saling berbeda satu sama lain menganggap diri sendiri yang benar dan lainnya salah atau sesat. Siapa pun yang menuding itu tentu sedang punya kesempatan menggenggam kekuasaan untuk menuding apakah itu sesat atau tidak sesat.
    Tudingan sebagai aliran sesat adalah senjata ampuh membuktikan kebenaran  diri sendiri dengan menganggap yang lain salah dan tidak benar bagi ajaran Islam yang berlabel ada embel-embelnya selain dua sumber utama firman Allah s.w.t dan Hadist Nabi Muhammad s.a.w. yang diakui seluruh umat Islam di seluruh alam semesta.
    Perkembangan sejarah Islam sejak jaman Rasulullah sangat dinamis dengan munculnya berbagai perbedaan itu, dan sayang sekali perbedaan yang bisa disebut antitesis tersebut tidak pernah menghasilkan sintesis baru yang sama-sama diterima secara bulat sebagai hasil perkembangan sejarah dari para pemikir Islam. Macet total itulah kata yang tepat menilai keadaan dunia Islam di masa modern, di masa teknologi informasi sudah mempengaruhi manusia di manapun dia berada dengan kebebasan untuk mengakses informasi dan menyebarkan informasi. Diskusi-diskusi hanya berusaha mempertajam perbedaan yang telah ada sejak seribu limaratus tahun yang lalu.
    Akibatnya bagi sebagian umat Islam ialah mudahnya bereaksi terhadap hal-hal kecil yang tidak kecil menurut pandangan mereka dalam mengimplementasikan Al-Qur'an dan Hadist Nabi. Reaksi kemarahan terhadap perilaku yang dianggap menyinggung aqidah memang bukanlah reaksi global akan tetapi sebagian saja walaupun cukup besar dalam kwantitas dari kalangan yang reaksioner.
    Bahkan phobia terhadap Barat phobia terhadap demokrasi, phobia terhadap lain-lain yang dianggap ini dan itu merupakan hobinya para intelektual Islam jaman sekarang, semua saja bisa membantah atau berargumentasi dan dengan singkat dapat disimpulkan mereka pakai otak untuk mempertahankan pendapatnya sendiri. 
    Maka seyogyanyalah dengan kemampuan berpikir manusia yang merupakan makhluk mulia di permukaan bumi ini mengembangkan kebudayaan Islam adalah kewajiban setiap muslim. Perbedaan-perbedaan pandangan yang berasal dari manusia biasa selalu merupakan hal biasa karena semua saja cuma manusia biasa yang punya gelar di depan atau di belakang namanya dan mereka memang bukan Nabi atau Rasul maka tidak seorang pun paling benar pikirannya, karena yang maha benar adalah pikiran masyarakat sesuai dengan perkembangan sejarah masyarakat.
    Perjuangan kelas di antara pemikir Islam adalah proses sejarah yang akan membawa kemajuan menghasilkan sintesis baru dalam pemikiran Islam masa depan yang tidak terbayangkan itu menjadi rahasia Allah s.w.t.
Subowo bin Sukaris
Hasta Mitra Updated at: 5:15 AM