Pramoedya Ananta Toer
Arok Dedes
by subowo bin Sukaris
Apa bedanya gerakan Arok pada sekitar 1215 dan gerakan september 1965? Arok dikenal sebagai penjahat yang merampas harta kaum pedagang dan barang milik orang kaya yang tengah melintasi hutan wilayah Tumapel. Ia melakukan perampokan itu dengan dua tujuan, satu melawan wibawa Tunggul Ametung sebagai penguasa Tumapel, yang membebani pajak tinggi kepada rakyatnya karena Tumapel harus bayar pajak ke Kediri. Tentu saja Tunggul Ametung sangat dibenci rakyatnya. Tujuan Arok kedua ialah untuk membangun kekuatan bersenjata sendiri untuk bertempur dengan kekuatan Tumapel dan Kediri.
Tumapel mendapat jatah jumlah sangat tinggi membayar upeti kepada penguasa kerajaan Kediri.
Akuwu Tunggul Ametung sangat geram dengan gangguan keamanan di wilayah Tumapel yang merugikan keuangan negeri dan mengakibatkan tersendatnya pembayaran upeti bagi Kediri. Untuk membalas dendam kepada para perampok yang merugikannya, Tunggul Ametung menyerang secara gelap biara-biara Syiwa dalam rangka mengumpulkan emas untuk memenuhi upeti ke Kediri. Alat-alat upacara keagamaan yang terbuat dari emas itu kelak dikembalikan Arok kepada biara yang bersangkutan.
Tambang emas milik sang Akuwu berada di Sungai Konto, wilayah Ngantang, sebenarnya cukup besar hasilnya, akan tetapi sebagian emas itu dikorup oleh pengelola tambang sendiri. Semuanya hasil emas dalam jumlah besar ini kelak jatuh juga ke tangan Arok sepeninggal Tunggul Ametung yang tewas di dalam istana sendiri.
750 tahun kemudian 30 September 1965 Soekarno atau Bung Karno dikudeta pelahan-lahan untuk kepentingan asing yang ingin menanam modal sekaligus melenyapkan kaum komunis yang dianggap anti-modal. Kekuatan komunis Indonesia pada tahun 60-an sangat menggentarkan blok kapitalis Barat
***