Ramalan Ronggowarsito "Jaman Kalabendu"
mbah subowo bin sukaris
Perkembangan teknologi modern dalam bidang senjata perlengkapan perang sampai manusia berhasil menciptakan senjata pemusnah massal: kimia, biologi, dan nuklir dengan sendirinya memicu kemajuan teknologi lainnya mulai dari peralatan elektronik hingga wahana ruang angkasa. Walau pun teknologi perang bertujuan akhir untuk perdamaian sesuai dengan pepatah, "Bersiap-siaplah berperang agar dapat menciptakan perdamaian." Semua itu telah membuktikan kebenaran bahwa dunia sedang memasuki Jaman Kala Bendu yang penuh derita lahir-bathin bagi umat manusia. Seorang pujangga Jawa paling akhir yang diakui oleh ilmuwan Hindia-Belanda ialah R. Ng. Ronggowarsito yang mengenyam pendidikan di pondok pesantren Ponorogo. Dalam pengembaraannya untuk melacak peninggalan para leluhur pujangga Jawa terutama setelah ia sampai ke daerah Kediri di mana terdapat peninggalan Prabu Joyoboyo yang dikenal sebagai ahli nujum itu, pada akhirnya membawa Ronggowarsito pada arah yang sama sebagai seorang pujangga keraton sekaligus ahli nujum yang diakui sampai hari ini.
Kumpulan syair Ronggowarsito yang berisi ramalan atau prediksi masa depan salah satunya ialah "Sabda Tama". Jaman Kalabendu Joyoboyo menggambarkan mengenai pertarungan di segala bidang: pertarungan antarnegara, pertarungan filsafat, pertarungan dalam ilmu pengetahuan, dan semua itu untuk mencapai kemajuan atau tingkatan yang lebih tinggi lagi. Dalam materialisme historis, materialisme dialektika, kaum marxist menggambarkan tingkatan atau fase pertarungan di atas sebagai ini: tesis, antitesis, dan sintesis.
Ronggowarsito melukiskan bahwa pertarungan yang tengah terjadi ialah antara kejahatan dan kebaikan itu tidak akan pernah dimenangkan oleh kebaikan kecuali kelak jika sudah sampai pada waktunya. Di jaman kalabendu pemenanganya ialah selalu yang jahat, yang berkuasa, yang berangkara murka. Dalam peperangan antarnegara adidaya dan bukan adidaya akan selalu dimenangkan oleh yang pertama. Dan demikian pula dalam bidang lainnya, perusahaan yang kuat akan selalu memenangkan persaingan pasar.
Ramalan Ronggowarsito ini juga segaris dengan titah Sabdo Palon yang isinya melibas siapa pun yang menghalanginya dengan mengerahkan segala lelembut dalam usahanya menyebarkan kebaikan atau kawruh budi. Bait Ronggowarsito berikut ini:
Sidining Kala Bendu
Saya ndadra hardaning tyas limut
Nora kena sinirep limpating budi
Lamun durung mangsanipun
Malah sumuke angradon
Saya ndadra hardaning tyas limut
Nora kena sinirep limpating budi
Lamun durung mangsanipun
Malah sumuke angradon
Azab atau penderitaan manusia akibat menjalani atau menerima suatu hukuman di jaman Kala Bendu tak terkirakan lagi pedihnya, bahkan makin lama makin bertambah terus semakin menjadi-jadi, mengapa? Karena di jaman kalabendu ini nafsu berkuasa, nafsu angkara murka, dan nafsu lainnya yang buruk tidak bakal kalah dalam tiap pertempuran melawan budi baik belaka. Hal demikian akan terus terjadi dan berlangsung bahkan semakin luar biasa, sampai kelak tiba masanya kebaikan menang terhadap kejahatan.