Kisah Fadawa Menteri Basurama Arya
mbah subowo sukaris
"Fadawa... mengapa kau keukeuh usulkan ayah mertuaku dapat gelar pahlawan?" ucapan pertama Basurama Arya menyambut Fadawa di ruang tamu istana.
"Ketua, Suhawa Anumerta lebih banyak berbuat jasa bagi Nusa Antara daripada kesalahan kecil selama tiga dasa memimpin negeri," sahut Fadawa dengan air muka serius.
Basurama menimbang ucapan Fadawa, "Apa yang akan kuucapkan kelak pada kawula andai Suhawa kami anugerahi gelar pahlawan?" ucap Basurama dalam pikiran.
Basurama Arya tahu Fadawa telah menantang semua yang memusuhi Suhawa dengan cara minta bukti kesalahan Suhawa di tahun 65.
"Itu trik lama!" kata Basurama dalam pikiran.
Bukankah Fadawa juga minta bukti peristiwa pelecehan 98? Mengapa ia cuma punya kemampuan sedikit saja ....?
Selepas kepergian Fadawa, Basurama menemui penasihat pribadi sang adik Dipayana, "Apa pendapatmu Dipa mengenai anugerah pahlawan bagi Suhawa?"
"Jangan, Kak!" jawab Dipayana dengan tatapan tajam. Basurama tahu Dipayana tidak akan mengucapkan kalimat panjang untuk membela pendapatnya.
Basurama merenung, "Aku bisa menganugerahi Suhawa kapan saja, akan tetapi tidak sekarang. Aku baru setahun berada di puncak kekuasaan Nusa Antara. Masih banyak waktu selanjutnya."
Basurama pada akhirnya menolak secara halus pemberian gelar pahlawan bagi Suhawa. Tunggulah hingga para penentang itu semakin lemah, mereka sudah pada tua.
Basurama sudah mendengar bahwa Kertawi menghindari masalah Suhawa selama satu dasa memimpin Nusa Antara.
Sekian untuk sekali ini.
*****