Damai atau hadapi Tiongkok
mbah subowo
Xi Jin Ping beranjangsana ke Moskow (21/3/23) dengan misi menghentikan perang proksi negara Barat yang dibenggoli AS, Inggris. AS boleh menolak usul Tiongkok dengan konsekuensi Tiongkok bisa membantu Rusia memenangkan perang.
AS dalam posisi dilema, tetap jual senjata ke Kiev dan hingga suatu kali kalah dilindas Rusia yang di"beking"i Tiongkok atau mendukung perdamaian dengan konsekuensi ada "sedikit" wilayah Ukraina yang dicaplok Rusia.
Tiongkok bukan sekadar "jurudamai" akan tetapi bisa menentukan pihak mana yang menang perang, bukan? Tanpa Tiongkok turun tangan pun Rusia mampu melawan semua kekuatan proksi Barat dengan hasil imbang dan sedikit lebih unggul. Bagaimana jika ditambahi kemampuan Tiongkok yang tanpa batas dalam mendukung tetangga terbesarnya? Dalam pada itu prosedur AS dalam menggelontorkan "pinjaman" uang & senjata tentu harus melewati berbagai "birokrasi", a.l. Dewan Perwakilan yang terhormat, dan sebagainya.
Sedangkan birokrasi Partai Komunis Tiongkok yang tersentralisir jelas lebih "simple" andai mau menyokong Rusia hingga tercapai tujuan dalam operasi militer terbatas yang kini berubah menjadi perang proksi "melawan" Barat, Nato.
Sekian untuk sekali ini.
*****