Menakar peluang Prabowo dalam pilpres 2019
mbah subowo bin sukaris
Prabowo Sang Petarung Pilpres 2014 belum menyiratkan sinyal bakal ikut serta maju lagi meramaikan bursa pilpres mendatang (2019). Memang belum tepat waktunya! Sang Petarung mungkin punya pilihan lain yang lebih baik, bisa saja menyimpan energinya hingga 2024 yang lebih lebar peluangnya muncul sebagai
pemenang hingga marak menjadi RI 1. Strategi militer yang bisa jadi alternatif ala strategi Tentara Merah Tiongkok “musuh maju menyerang, pasukan
Merah mundur, musuh diam Tentara Merah mengganggu, musuh mundur Tentara Merah
mengejar atau bisa juga strategi militer Tiongkok lainnya yang lebih kuno ala Sun Tzu.
Jokowi memang berada di atas angin hingga saat ini
(8-2017). Sebagai orang sipil Prabowo sangat dikenal luas akan tetapi untuk menandingi Jokowi saat ini gampang-gampang-susah (bagi PS).
Jika 2014 JKW berpasangan JK maka timbul pertanyaan 2019 siapa pendamping JKW?
SBY yang semula berpasangan dengan JK periode Satu (2004) selanjutnya mengganti pasangan periode Dua (2009). Kinerjanya pada periode Dua terganggu relatif lebih banyak menyulitkan
posisinya dibanding periode Satu. Apa ruginya memasang kembali pasangan lama (bagi
JKW), kecuali sudah merasa diri kuat?
Pasangan Prabowo pada 2019 yang paling tepat
mungkin salah satu menteri KIB atau salah satu gubernur, bupati, atau walikota era saat
ini.
Pasangan JKW pun idem dito plus petinggi militer.
Akan menjadi pertarungan sengit jika JK tidak
bersedia menduduki posisi yang sama sebagai wapres.
Tempo hari Allan Nairn menulis mengenai
penggulingan JKW oleh demonstran Ahok. Bukankah JK yang bakal menduduki RI 1?
Allan Nairn jelas penulis yang kompeten kebenarannya bisa fifty-fifty. Posisi
wapres JK memang unik. Bisa-bisa pada 2024 JK bakal memecahkan rekor sebagai ''wapres
abadi' ketiga kali mendampingi tiga presiden baru di NKRI.
Prabowo berpeluang besar pada 2019 jika JKW
mendapat rapor buruk, dan sebaliknya yang bakal terjadi. Akan tetapi prediksi
di atas masih bersifat dinamis, mengingat ada calon lain yang potensial
terutama yang berasal dari generasi muda. Mereka yang muda dan santun lebih
menarik daripada yang overacting tanpa batas.
Calon pemimpin muda akan bertarung sengit pada
2024 mendatang menghadapi generasi tua. Jika muncul muka baru dari generasi muda
maka terbentuk segitiga polarisasi. Dan selanjutnya kekuatan akan berimbang
mewakili masing-masing generasi.