Ramalan Jayabaya pasca rejim SBY… NKRI pecah!
mbah Subowo bin
sukaris
Perhelatan besar
NKRI terkini adalah pemilihan presiden (pilpres) 2014, terdapat dua kubu
koalisi partai politik yang berhimpun untuk saling berhadapan. Barang tentu
masing-masing kubu siap untuk memenangkan pertarungan yang akan digelar pada
Juli 2014. Semua kubu memang siap meraih kemenangan, akan tetapi mungkin belum
menyiapkan diri jika harus menghadapi kekalahan secara sportif. Andai kalah,
tokh masih bisa koalisi parlemen, bukan? Jadi tidak perlu berpanjang-panjang
lagi meratapi kekalahannya.
Pemerintahan SBY
usai beberapa bulan mendatang, dan pemerintahan RI akan digantikan oleh sang pemenang
pilpres. Semua berharap para bakal capres yang kalah dan pemenang bisa bersikap
jentel, sportif -- sebelum, selama, dan sesudah perhelatan akbar itu.
Berikut ini
sekadar ramalan yang menggambarkan pasca pemerintahan SBY hingga menjelang
datangnya jaman ratu adil yakni munculnya sosok pemimpin Nusantara yang
mendunia yang dijuluki “Tunjung Putih”. Pasca pemerintahan SBY memang mungkin
digantikan oleh “Tunjung Putih”, akan tetapi bisa juga ada jeda, terdapat masa
di mana NKRI mengalami gonjang-ganjing, entah itu di parlemen, maupun dalam
pemerintahan eksekutif. Masa-masa itulah yang digambarkan dalam “Kitab Musarar
Jayabaya” yang dianggap sahih dan memang kental bernuansa Islami.
Kukum lan yuda
nagara, Pan nora na kang nglabeti, Salin-salin kang parentah, Aretu patraping
adil, Kang bener-bener kontit, Kang bandhol-bandhol pan tulus, Kang lurus-lurus
rampas, Setan mindha wahyu sami, Akeh lali mring Gusti miwah wong tuwa.
Ilang kawiranganingdyah, Sawab ingsun
den suguhi, Mring ki Ajar, Arupa endang sawiji, Wiwit prang tan na ngaberi,
Nuli ana lamate negara rengka.
(Kitab Musarar Jayabaya, Sinom 24-25)
Pada masa itu hukum
dan pengadilan negara tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Peraturan hukum
perundangan terus saja bergonta-ganti. Rasa keadilan tidak dapat dinikmati
siapapun juga. Pengadilan semacam itu menjadikan yang benar dianggap salah. Dan
justru yang jahat dianggap benar. Dunia sedang ditingkahi oleh setan yang menyamar
sebagai wahyu. Semua itu terjadi karena banyak orang melupakan Tuhan, dan tidak
lagi menghormati orang tuanya.
Di jaman itu kaum wanita hilang
kehormatannya. Sebab saya (Sri Aji Jayabaya) diberi hidangan seorang Endang
(wanita) oleh ki Ajar. Di jaman itu yang bakal terjadi ialah mulai terjadi
perang yang tiada akhir. Selanjutnya mulai muncul gerakan tertentu sebagai
tanda negara (NKRI) pecah.
*****