Novel Cerita dari Jakarta - Pramudya Ananta Tur
Tjerita dari Djakarta (1957), sebagaimana ditulis dengan ejaan lama dalam buku asli, adalah kumpulan kisah yang sebelumnya sudah didahului oleh koleksi kisah-kisah pendek indah menarik seperti Percikan Revolusi (1950), Subuh (1950) dan Cerita dari Blora (1952). Membaca kumpulan cerpen-cerpen itu tentu benar saja bila ada pembaca menjuluki Pramoedya sebagai seorang master cerpenis – namun kita lebih cenderung menilai Pramoedya sebagai seorang perawi besar, master bercerita yang luar biasa, karena kenyataan ini bukan saja kita jumpai dalam cerpen-cerpennya tetapi juga ketika ia muncul sebagai novelis karya-karya besar ex-Buru, seperti Bumi Manusia, Anak Semua Bangsa, Jejak Langkah, Rumah Kaca, Arok Dedes, Arus Balik, dan semua karya-karyanya yang lain termasuk yang non-fiksi.
Asal dari Blora, Pramoedya pertama kali masuk Jakarta pada pertengahan tahun 1942 setelah kekuasaan Hindia-Belanda kacir melepaskan Indonesia bulat-bulat kepada Jepang. Kelahiran kisah-kisah “Cerita dari Jakarta” mencakup kurun waktu delapan tahun antara 1948 – 1956, semasa usia semuda itu dia sudah menjalani berbagai suka-duka kehidupan – dia pernah jadi stenograf, jadi wartawan, jadi tentara, pernah bermukim di Belanda, di samping menulis yang tidak henti-hentinya. Di kurun waktu yang penuh gejolak itulah terefleksi pahit-getir pengalaman dan desilusi; revolusi dan perjuangan kemerdekaan tidak membawa hasil yang diharapkan. Orang-orang desa masuk Jakarta bertarung hidup untuk sesuap nasi, di tengah-tengah kemunafikan politikus dan para revolusioner gadungan.
Pramoedya yang tajam mengobservasi lingkungannya dan kuat bercerita, melahirkan karikatur-karikatur dari tokoh-tokoh yang digambarkannya itu. Kisah-kisahnya penuh makna dan padat pesan – dia percaya kepada kekuatan kata yang mampu mengubah keadaan, tetapi terpulang pada pembaca menyerap dan mencernakan makna dan pesan kata-katanya.
Buku ini diterbitkan dalam rangka program kerja Hasta Mitra untuk mencetak ulang seluruh karya-karya Pramoedya yang sudah menjadi klasik dalam khasanah sastra Indonesia.
Jakarta, Februari 2002 Hasta Mitra, ed.
****
Cerita dari Jakarta oleh penulisnya diberi judul tambahan “Sekumpulan Karikatur Keadaan dan Manusianya”.
Kisah-kisah ini terkumpul antara 1948–1956, suatu kurun waktu yang cukup dipadati pengalaman suram – malah sebaliknya banyak sekali muncul keadaan yang jauh dari segala harapan indah setelah berevolusi menegakkan kemerdekaan.
Cerita dari Jakarta menjadilah sebuah kritik-sosial yang mengambil bentuk karikatural dalam oeuvre literer Pramoedya menggambarkan keadaan mau pun manusia-manusianya.
Kita bisa mengikuti di sini kisah tentang pejuang yang menjadi gelandangan, menjadi penganggur di negeri merdeka yang ikut dia tegakkan; lahirnya kelas priyayi baru yang tetap mendambakan kemewahan tanpa kerja seperti di masa lalu. “Tritunggal”: makan, duwit dan perempuan, dan moralitas jadi bumbu yang meramu kisah-kisah mengasyikkan ini.
Pramoedya bisa bercerita kisah-kisah menarik ini bukan saja karena dia tahu dan kenal Jakarta, tetapi dia sendiri mengalami langsung kehidupan di Jakarta.
ISBN : 979-8659-25-2